Senin, 16 Mei 2016


SISTEM PENILAIAN
A.    Prinsip-Prinsip dan Strategi Penilaian Kelas
1.      Pengertian Penilaian Otentik
Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam mengelola proses pembelajaran, dan lebih khusus lagi adalah proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Implikasi diterapkannya standar kompetensi dalam proses penilaian yang dilakukan oleh  guru  baik yang bersifat formatif maupun sumatif harus menggunakan acuan kriteria. Untuk itu dalam menerapkan standar kompetensi guru harus:
a.    Mengembangkan matrik kompetensi belajaryang menjamin pengalaman belajar yang terarah
b.    Mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan yang menjamin pencapaian dan penguasaan materi.
Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagaiteknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Prinsip-prinsip penilaian otentik adalah sebagai berikut:
a.    Proses penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan .dari proses belajar
b.    Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata bukan masalah dunia sekolah
c.    Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar
d.   Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif dan psikomotor)

2.        Tujuan Penilaian Kelas
Tujuan dilaksanakannya penilaian kelas oleh seorang guru hendaknya diarahkan pada empat tujuan berikut:
a.      Penelusuran (keeping track)
Yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana. Guru mengumpulkan informasi sepanjang semester dan tahun pelajaran melalui berbagai bentuk penilaian kelas agar memperoleh gambaran tentang pencapaian kompetensi oleh siswa.
b.      Pengecekan (checking up)
Yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran. Melalui penilaian kelas guru melakukan pengecekan kemampuan atau kompetensi apa yang siswa telah kuasai dan apa yangbelum dikuasai.
c.       Pencarian (finding out)
Yaitu untuk mencaridan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. Guru harus selalu menganalisis dan merefleksi hasil penilaian kelas dan mencari hal-hal yang menyebabkan proses pembelajaran tidak berjalan efektif.
d.      Penyimpulan (summing up)
Yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai seluruh kompetensi yang ditretapkan dalam kurikulum atau belum. Penyimpulan sangat penting khususnya sangat guru diminta melaporkan hasil kemajuan belajar anak kepada orang tua, sekolah atau pihak lain contohnya nilai rapot.

3.      Fungsi Penilaian Kelas
Penilaian kelas yang disusun secara berencana dan sistematis oleh guru memiliki beberapa fungsi yaitu :
a.    Fungsi motivasi
Penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas harus mendorong motivasi siswa untuk belajar. Bentuk latihan,tugas dan ulangan harus dirancang sedemikian rupa sehingga siswa terdorong untuk terus belajar dan merasa kegiatan tersebut menyenangkan dan menjadi kebutuhannya. Jika siswa merasa ada hal-hal yang belum di kuasai ia terdorong untuk mempelajarinya lagi.
b.   Fungsi belajar tuntas
Penilaian di kelas harus diarahkan untuk memantau ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan belajar harus menjadi fokus dalam perancangan materi yang harus dicakup setiap guru melakukan penilaian. Jika suatu kemampuan belum dikuasai siswa, penilaian harus terus dilakukan untuk mengetahui apakah semua atau sebagian siswa telah menguasai kemampuan tersebut.

c.    Fungsi sebagai indikator efektivitas pengajaran
Penilaian kelas dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil. Apabila guru menemukan hanya sebagian siswa yang menguasai kemampuan yang ditargetkan, guru perlu melakukan analisis dan refleksi mengapa hal ini terjadi dan apa tindakan yang harus guru lakukan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.
d.   Fungsi umpan balik
Hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai umpan balik bagi siswa dan guru itu sendiri. Umpan balik hasil penilaian harus bermanfaat bagi siswa agar siswa mengetahui kelemahan yang dialaminya dalam mencapai kemampuan yang diharapkan dan siswa diminta melakukan latiha atau pengayaan yang dianggap perlu baik sebagai tugas individu maupun kelompok. Dalam hal-hal tertentu hasil penilaian juga dapat mendorong dan membantu ketercapaian target penguasaan kemampuan yang telah ditetapkan.

4.        Prinsip Penilaian Kelas
a.      Mengacu ke kemampuan
Penilaian kelas perlu disusun dan dirancang untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kemampuan sesuai taerget yang ditetapkan dalam kurikulum.
b.        Berkelanjutan (berkesinambungan)
Penilaian harus merupakan proses yang berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru selama satu semester dan tahun ajaran.
c.         Didaktis
Alat yang digunakan untuk menilai harus dirancang baik isi, format, maupun tata letak dan tampilannya agar siswa menyenangi dan menikmati kegiatan penilaian. Perancangan bahan penilaian yang kreatif dan menarik dapat menimbulkan rasa keingintahuan siswa lebih dalam dan mendorong belajar lebih kuat dan antusias.
d.        Menggali informasi
Penilaian kelas yang baik harus memberi informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik. Pemilihan metode, teknik dan alat penilaian yang tepat sangatmenentukan jenis informasi yang ingin digali dari proses penilaian kelas.


e.         Melihat yang benar dan salah
Guru hendaknya melakukan analisi terhadap hasil penilaian dan kerja siswa secara seksama untuk melihat adanya kesalahan yang secara umum terjadi pada siswa sekaligus melihat hal-hal positif yang diberikan siswa.

5.        Prosedur dan Metode Penilaian
          Penilaian yang baik mensyaratkan adanya keterkaitan langsung dengan aktivitas proses belajar mengajar (PBM). Sedangkan PBM akan berjalan efektif apabila didukung oleh penilaian kelas yang efektif oleh guru. Penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar. Kegiatan penilaian harus dipahami sebagai kegiatan untuk mengefektifkan proses belajar mengajar agar sesuai dengan apa yang diharapkan.
          Dalam siklus pembelajaran hal pertama yang harus dilakukan guru adalah menyusun rencana mengajar.hal-hal yang perlu dipertimbangkan meliputi rincian kompetensi yang harus dicapai siswa, cakupan dan kedalaman materi, indikator pencapaian kompetensi, pengalaman belajar yang harus dialami siswa, persyaratan sarana belajar yang diperlukan dan metode serta prosedur untuk menilai ketercapaian kompetensi. Setelah rencana mengajar tersusun dengan baik gurumelakukan kegiatan belajar mengajar sesuai rencana tersebut. Hal yang paling penting diperhatikan dalam PBM adalah interaksi yang efektif antara guru, siswa dan sumber belajar lainnya untuk mengetahui ketercapaian kompetensi guru melakukan penilaian secara terarah dan terprogram. Agar tujuan penilaian tercapai guru harus menggunakan berbagai metode dan teknik penilaian yang beragam sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik pengalaman belajar yang dilaluinya. Di antara metode yang dimaksud adalah penilaian tertulis, tes praktek, penilaian produk, penilaian proyek, peta perkembangan, evaluasi diri siswa, penilaian efektif dan portofolio. Portofolio siswa menggambarkan secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian belajar siswa pada kurun waktu tertentu. Portofolio sangat berguna karena memberikan informasi secara terperinci tentang perkembangan belajar anak dan aspek psikososialnya. Penilaian kelas harus merupakan bagian integral dari keseluruhan proses belajar mengajar agar tujuan dan fungsi penilaian lebih berdaya guna bagi perbaikan belajar anak berbagai metode dan teknik harus digunakan dalam melakukan penilaian kelas.


B.     Ragam Penilaian Kelas
1.      Test Tertulis
 a. Tujuan Penggunaan Test
·         Mendiagnosa siswa (kekuatan dan kelemahan)
·         Menilai kemampuan siswa (keterampilan dan pengetahuan atau pemahaman)
·         Memberikan bukti atas kemampuan yang telah dicapai
·         Menyeleksi kemampuan siswa baik secara individu maupuan secara kelompok
·         Monitoring standar pendidikan
b.    Fungsi
·         Formatif di kelas atau classroom formative assessment bertujuan mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses belajar mengajar
·         Sumatif di kelas atau classroom summative assessment betujuan untuk mengukur keberhasilan peserta didik secara menyeluruh
c.       Bentuk Instrumen Tes dan Penskorannya
OBYEKTIF
1) Pilihan Ganda
2) Benar/Salah
3) Menjodohkan
NON OBJEKTIF
1) Jawaban Singkat/Isian Singkat
SOAL URAIAN
1) Uraian Objektif
Pertanyaan yang bisa digunakan adalah simpulan, tafsirkan, dan sebagainya. Langkah untuk membuat tes objektif adalah : a). menulis soal berdasarkan indicator pada kisi-kisi, dan b). mengedit pertanyaan.
2) Uraian Bebas
Bentuk instrument ini dapat dipakai untuk mengukur komptensi-komptensi siswa dalam semua tingkat ranah kognitif.
3) Pertanyaan Lisan
Penskoran pertanyaan lisan dapat dilakukan dengan pola kontinum 0 s/d 10, atau 0 s/d 100. Untuk memudahkan penskoran, dibuat rambu-rambu jawaban yang akan dijadikan acuan.
2.      Penilaian Kinerja (performance assessment)
Performance assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta test diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan didalam berbagai konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa penilaian kerja adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan kedalam berbagai macam konteks sesuai dengan ktiteria yang diinginkan.
a. Langkah-langkah penilaian kinerja
1)      Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang dapat dilakukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.
2)      Menuliskan prilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir (output) yang terbaik.
3)      Membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur jangan terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat di observasi selama siswa melaksanakan tugas.
b.    Metode yang dapat digunakan
1). Metode holistic, digunakan apabila para penskor (rater) hanya memberikan satu buah skor atau nilai (single rating) berdasarkan penilaiam ,ereka secara keseluruhan dari hasil kinerja peserta.
2). Metode analytic, para penskor memberikan penilaian (skor) pada berbagai aspek yang berbeda yang berhubungan dengan kinerja yang dinilai dapat menggunakan checklist dan rating scale.
3.      Penilaian Portofolio
Portopolio merupakan kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh guru dalam penggunaan penilaian portopolio disekolah sebagai berikut. Yaitu : memastikan bahwa siswa memiliki berkas portopolio dan bahan penilaian.
Contoh penilaian portopolio
• Siswa diminta membuat rancangan pengamatan (dibantu dengan lembar kerja dari guru) mengenai materi-materi satu semester yang akan diberlakukan eksperimentasi.
• Melakukan kegiatan eksperimentasi sesuai dengan alokasi waktu pokok bahasan dengan yang direncanakan
• Membuat suatu hasil pengamatan berpokok bahasan yang dieksperimenkan dan mencari tentang factor-faktor yang berpengaruh terhadap percobaannya.
• Siswa diminta melakukan diskusi tentang hasil percobaan dan mengambil suatu generalisasi dari hasil percobaan tersebut.
4.      Penilaian Proyek
Contoh penilaian proyek
• Talk show bersama ahli (expert) dari bidang perkoperasian, pengelola koperasi dan anggota koperasi.
• Membuat laporan atau makalah dari kegiatan obserpasi
• Mengadakan diskusi panel di dalam kelas yang dimoderatori oleh guru tentang koperasi makalah yang telah disusun berdasarkan hasil obserpasi tersebut.
5.      Penilaian Hasil kerja
Terdapat dua tahapan penilaian yaitu : pertama, penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta prosedur kerja siswa. Kedua, penilaian tentang kualitas teknis maupun estetik hasil karya atau kerja siswa.
6.      Penilain Sikap
Menurut Klausmeier (1985), ada tiga metode belajar dalam rangka pembentukan sikap.
• Mengamati dan meniru, pembelajaran model ini berlangsung pengamatan dan peniruan melalui model (lerning through moderling).
• Menerima penguatan, penguatan dapat berupa ganjaran (penguatan positif) dan dapat berupa penguatan hukuman (penguatan negative).
• Menerima informasi verbal, informasi tentang berbagai hal dapat diperoleh melalui lisan atau tulisan.
a. Sikap dan objek sikap yang perlu dimiliki
b. Tindak lanjut
c. Cara-cara menilai prilaku
Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara, cara-cara tersebut antara lain : observasi prilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan penggunaan sekala sikap.
d. Contoh penilaian sikap
7.      Penialian Diri
Penilaian diri ditingkat kelas (PDK) atau classroom self assessment (CSA) adalah penilaian yang dilakukan sendiri oleh guru atau siswa yang bersangkutan untuk kepentingan pengelolaan kegiatan belajar mengajar (KBM) ditingkat kelas.
a. Ciri penilaian diri
• Termotipasi diri;
• Adanya komitmen kepala sekolah;
• Tersosialisasi dengan baik;
• Pelangsung berkesinambungan;
• Transparansi;
b. Kriteria penilaian diri
Kriteria penilaian diri meliputi : 1) isi materi yang diajarkan, 2) presentasi apa yang telah di ajarkan, dan 3) kerjasama diantara pimpinan sekolah.
c. Contoh penilaian diri
8.      Peta Perkembangan Hasil Belajar
Laporan hasil belajar yang dibuat dalam bentuk garis continuum (grafik perkembangan) yang memuat deskripsi dan uraian perkembangan kemampuan atau komptensi hasil belajar siswa dinamakan peta perkembangan hasil belajar
9.      Analisis Instrumen
Suatu instrument hendaknya dianalisis sebelum digunakan. Tujuannya adalah : untuk menilai materi, konstruksi, dan apakah bahasa yang digunakan sudah memenuhi pedoman dan bisa dipahami oleh siswa.
Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengujicobakan instumen yang telah dianalisis secara kuanlitatif kepada sejumlah siswa yang memiliki karakteristik sama dengan siswa yang akan diuji dengan instrument tersebut.
Untuk mengetahui efektipitas proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara melihat karakteristik butir instrument dengan mengikuti acuan kriteria yang dicerminkan dari besarnya harga indeks sensitivitas.
10.  Evaluasi Hasil Penilaian
Guru harus melakukan evaluasi terhadap test dan menetapkan setandar keberhasilan. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui komptensi dasar, materi, atau indicator yang belum mencapai ketuntasan. Jika ditemukan sebagian besar siswa gagal, perlu dikaji kembali apakan instrument penilaiannya terlalu sulit, apakah instrument penilaian sudah sesuai dengan indikatornya, atau kah cara pembelajarannya (metode, media, teknik) yang digunakan kurang tepat.


C.    Manfaat Penilaian
1. Manfaat penilaian bagi guru
a.       Dengan melaksanakan penilaian, guru akan memperoleh data tentang kemajuan belajar siswa.
b.      Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkannya sudah sesuai atau tidak dengan kemampuan siswa, sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan materi pelajaran selanjutnya.
c.       Dengan melaksanakan penelitian guru akan mengetahui apakah metode mengajar yang digunakannya sudah sesuai atau tidak.
d.      Hasil penilaian dapat dimanfaatkan guru untuk melaporkan kemajuan belajar siswa kepada orang tua/wali siswa.

2.    Manfaat penilaian bagi siswa pada umumnya
a.       Hasil penilaian dapat menjadi pendorong siswa agar belajar lebih giat.
b.      Hasil penilaian dapat dimanfaatkan siswa untuk mengetahui kemajuan  belajarnya.
c.       Hasil penilaian merupakan data tentang apakah cara belajar yang dilaksanakannya sudah tepat atau belum.

3.    Manfaat penilaian bagi siswa yang memerlukan remedial
Guru harus percaya bahwa setiap peserta didik dalam kelasnya mampu mencapai kriteria ketuntasan setiap kompetensi, bila peserta didik mendapat bantuan yang tepat. Misalnya, bantuan sesuai dengan gaya belajar peserta didik pada waktu yang tepat sehingga kesulitan dan kegagalan tidak menumpuk. Dengan demikian peserta didik tidak patah semangat dalam mencapai kompetensi yang harus dikuasainya. Remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru kelas atau guru lain yang memiliki kemampuan memberikan bantuan dan mengetahui kekurangan peserta didik. Kegiatan dapat berupa tatap muka dengan guru atau diberi kesempatan untuk belajar sendiri, kemudian dilakukan penilaian dengan cara: menjawab pertanyaan, membuat rangkuman pelajaran, atau mengerjakan tugas. Waktu remedial diatur berdasarkan kesepakatan antara peserta didik dengan guru, dapat dilaksanakan pada atau diluar jam efektif. Remedial hanya diberikan untuk indikator yang belum tuntas.


4.    Manfat penilaian bagi siswa yang memerlukan pengayaan
Pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang memiliki penguasaan lebih cepat dibandingkan peserta didik lainnya, tau peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar ketika sebagian besar eserta didik yang lain belum. Peserta didik yang berprestasi baik perlu mendapatkan pengayaan, agar dapat mengembangkan potensi secara optimal. Salah satu kegiatan pengayaan yaitu memberikan materi tambahan, latihan tambahan atau tugas individual yang bertujuan untuk memperkaya kompetensi yang telah dicapainya. Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah penguasaan/nilai  peserta didik pada matapelajaran yang bersangkutan. Pengayaan dapat dilakukan setiap saat baik pada atau diluar jam efektif. Bagi peserta didik yang secara konsisten selalu mencapai kompetensi lebih cepat, dapat diberikan program akselerasi.

5.       Manfaat penilaian bagi Lembaga/Sekolah
a.       Hasil penilaian dapat dimanfaatkan sekoah untuk mengetahui apakah kondisi belajar mengajar yang dilaksanakan sekolah sudah selesai dengan harapan atau belum.
b.      Hasil penilaian merupakan data yang dapat dimanfaatkan sekolah untuk merencanakan pengembangan sekolah pada masa yang akan datang.
c.       Hasil penilaian merupakan bahan untuk menetapka kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar